Total Tayangan Halaman

Jumat, 02 Agustus 2013

Mengerti.

Aku mendengarnya bercerita,
Tangisannya pecah,
Nafasnya menderu dengan air yang merembes dari matanya.

Laki-laki.
Karena laki-laki itu dia seperti ini,
Ah... Kenapa dia tidak pergi saja,  dia bisa pergi.

" Yang aku sesalkan, kenapa Romi tidak mengatakannya padaku? Kenapa ia bisa berbagi semua itu dengan dia? Kenapa bukan dengan aku? " begitu kata Juliet diantara isak tangisannya.

Dan yang kulakukan hanya menepuk-nepuk punggung tangannya..berusaha membuatnya merasa lebih baik. Ya, apalagi yang bisa aku lakukan selain menjadi punggung disaat sahabatku butuh tempat untuk menangis?

" Aku tak mengerti, jika dia bisa punya banyak inisiatif untuknya, dan menceritakan banyak hal dengan dia, kenapa dia tidak seperti itu denganku? Bukankah aku kekasihnya? "

Well, mungkin laki-laki yang kau tangisi itu sudah tak tertarik lagi padamu... Begitu sahut batin ekstrimku..
Ya, membatin, entah apa jadinya kalau Juliet mendengar apa yang batinku katakan barusan.

Tapi toh, pendapatku tak penting disaat seperti ini, Juliet akan tetap punya jutaan alasan untuk tidak mendengarkan aku.

Saat seperti ini, Ia hanya butuh untuk didengar,
Soal nasihat, biar pengalaman dan waktu yang akan mengajarkannya.

Aku tahu Juliet tetap akan bertahan, meski lelaki itu tak mempedulikannya dengan layak.

Berapa banyak wanita yang seperti Juliet di dunia ini?

Aku juga tak tahu,
Tapi jumlahnya pasti banyak,

Ya... Jika tidak,
Pasti kujamin, pernikahan didunia ini tak akan bertahan sampai 6 bulan atau Tahunan..

Aku sudah cukup melihat, banyak wanita yang mengalah demi bertahan untuk bersama dengan prianya, dan cukup banyak juga melihat, pria-pria yang tidak menghargai wanitanya..

Ya, kalau dipikir pria2 itu hebat, awalnya mengejar wanita seperti mengejar bola, menggunakan teknik yang paling menarik untuk membawa bola ke gawang.
Menghalangi siapapun yg hendak merebut bola dari penguasaanya..
Tapi begitu Bola berhasil dimasukkan ke gawang, tepuk tangan meriah berkumandang, dan pembuktian kemampuan dipampangkan,
Selesai.
Bola pun dilupakan.

Aku memandang Juliet,
Aku ingat betul dengan wajahnya yang berseri-seri dengan cantiknya ketika dulu ia menceritakan padaku tentang lelakinya,
Kini,
Dengan lelaki yang sama,
Wajahnya terlihat kuyu dan lelah.

Aku hendak mengatakan sesuatu kepadanya, ketika tiba-tiba dia tersenyum,

" Kamu pasti kesal, kenapa aku tak meninggalkan dia,,,"

Aku menoleh,
Membalas senyumannya yang tampak menenangkan.

Aku mengangguk,

Dan ia tersenyum lagi, tangisannya telah benar-benar berhenti, 
"Dan kamu tahu kenapa.." lanjutnya.

Aku mengangguk lagi,
Mengingat kata-kata yang ia lontarkan kepadaku, saat aku menyuruhnya untuk berpaling dari pria itu..

" Cinta, bukan berarti kita nggak akan pernah mengecewakan pasangan. Kita cuma manusia, ngga ada satupun dari kita yang sempurna. Seberapa pun kita berusaha untuk tidak mengecewakan, suatu saat, kita pasti akan membuat kecewa. Namun yang paling penting, kita nggak kabur, kita nggak nyerah, kita nggak meninggalkan satu sama lain hanya karena kita merasa kecewa. Karena sebenarnya dengan rasa kecewa itu kita belajar menerima, belajar mengisi kekurangan, belajar memahami dan memaafkan.. Dan itu, itulah arti sebenarnya dari kesetiaan... "


*jakarta, tengah malam, diatas ranjang yang gelap..*
-ayudevi_wiharjo-

2 komentar:

  1. Berapa banyak wanita sepeti Juliet?
    Gw salah satunya :)

    Mungkin cerita ini representasi cerita gw juga hohoho. Lo harus bikin novel dep :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. heyyyy,,,,

      yah,,, mungkin juga masalah waktu Nad,
      cinta itu kan saling mengisi, kalo salah satu sumbernya mati, mungkin tinggal nunggu waktu supaya jadi gersang, meranggas, mati.

      Makanya sebelum terlambat, klo sumber airnya mati, Gali dulu lubang sumurnya dalem - dalem..

      Hahahaha,
      Kayaknya dirimu deh yang seharusnya jadi penulis Novel,
      Kan udah gw bilang, klo buku elo terbit, gw mo minta tandatangan...
      wkwkwkwkwkwk

      Hapus