"Jenis
post ini gw namain Taseng, Cerita Iseng, alias fiksi, alias boong. Ya kan
sesekali boong dan iseng juga gapapa, namanya juga iseng jarang-jarang, klo
terus - terusan iseng dan boong nanti dikejar Tramtib.."
***
Kamu datang tiba -
tiba hari itu,
Mukamu lusuh, pake
banget.
Tapi kegantenganmu
tetap tak terbantahkan.
Dan tanganmu mulai
meraih tanganku.
Aku menarik
tanganku.
Jual mahal
ceritanya, meskipun semua orang tau, klo untuk kamu, aku kasih diskon dan promo
buy one get one free. Sayangnya, kamu nggak punya kartu kredit. Fufufu, aku
tertawa puas dalam hati.
Tapi kamu
menahannya, menahan tanganku, tangan aku yang kasar karena sering cuci piring
itu, yang jari - jarinya dipakai buat ngupil kadang - kadang,
" Kita tetep
temenan kan? Nggak akan menjauh kan?" katamu sendu.
Aku cuma diam,
bingung mau ngomong apa, bukan karena aku kehabisan kata - kata atau karena
nggak bisa nerima kenyataan, tapi aku lagi radang tenggorokan, buat ngomong aja
sakit,, jadi jangan terlalu ge - er..
Tapi mendengar kata
- katamu, pikiranku melanglang jauh, iya, jauh banget, sangking jauhnya sampai
satu puteran dunia, terus balik ke sini lagi. Membentuk gaung di kepala gw yang
lebih sering eror daripada menghasilkan mahakarya macam tulisan Paulo Coelho atau karya - karya apik Dewi
Lestari. Dan gaungnya meninggalkan satu tanda tanya besar segede papan baliho
kayak yang biasa dipasang di pinggiran jalan. Dulu aku pusing mikirin gimana
orang percetakan ngebikin itu baliho. Sekarang sudah tidak lagi, makasih ya
klinik tong sam chong… Saya makin pusing sekarang.
Ah, kamu menatapku
lama, lagi-lagi dengan pandangan itu, pandangan iba sekaligus meragu.
"Iy, kita tetap
temenan…" ujarku memecah keheningan.
Kamu lalu tersenyum,
terlihatnya sih nggak begitu senang, malah makin sedih. Bikin bingung aja.
Konsisten dong antara bentuk bibir dan raut muka. Ini klo tes di ajang pencari
bakat pasti gagal deh, Pasti langsung dikasih tanda silang merah besar - besar.
Yah, tapi aku kan
nggak tau juga itu wajah asli atau bukan, sekarang aku sulit membedakan mana
topeng mana yang asli. Para gadis jaman sekarang aja doyan mengupgrade wajah
mereka pake Camera 360, siapa tau kamu punya aplikasi untuk manipulasi ekspresi
juga.
Aku beranjak
perlahan, ingin cepat - cepat pergi dari genggaman tanganmu. Sementara kamu
masih memandangiku dengan tatapan anak kucing minta dikasih susu. Sayangnya aku
belum bisa memproduksi susu. Bisanya baru produksi bulu.
Tapi lucu, semua ini
terjadi berdasarkan keputusanmu, kenapa justru kamu yang terlihat tidak siap
dengan konsekuensi itu?. Aku berdiri. Memberi isyarat untuk pergi tanpa basa -
basi.
Kamu berdiri juga,
mengikutiku.
Ih,,, apalagi
sih,,,, sana ambil jalan yang berbeda,, jangan kayak hantu, ngintil melulu.
Begitu batinku.
Akhirnya kamu
berhenti mengikutiku. Karena kamu nggak bisa ngikut aku ke dalam toilet.
Untunglah jenis kelamin kita berbeda, jadi kamu nggak bisa ngikutin aku.
Bisa - bisa kamu
diangkut security klo tetep maksa ikut.
Jadi, disinilah aku
sekarang.
Duduk di dalam bilik
toilet. Diatas Closet.
Entah sudah berapa
lama aku disana. Tapi semuanya habis sudah. Dan aku melangkah keluar dari bilik
dengan lega. Kamu sudah tidak ada. Semua sudah berakhir.
Tuas Flushing sudah
kutekan untuk menyapu bersih semua tentangmu disana.
hihihi .. cerita isengnya lucu..
BalasHapusbtw beneran suka Dee Lestari? doi ngadain online workshop tuh bulan agustus besok.. ih ini kenapa aku jadi promosi ya ..
ayo ditunggu lagi postingan baru nya ..
sayang archive nya udah banyak :)