Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 September 2013

Jelas.

Dia disana,

Masih duduk diatas kuda besinya,
Namun tatapannya tak lagi gagah,

Ia membantuku naik ke atas kuda besinya tanpa menatap mataku,

Aku pun menghindari wajahnya.

Lalu Kuda besi melaju,
Membiarkan aku berseteru dengan punggung ksatria itu..
Membiarkan berjuta abu-abu berkecamuk dalam kepalaku,

Apa lagi?
Bagaimana aku bisa kesini?
Kenapa aku mau bertemu dengannya lagi?
Bukankah harapan itu sudah mati?

Tak terasa,
Kuda besi telah berhenti berlari,
Ksatria itu masih saja menunduk,
Seolah dadanya telah tertusuk,

Aku bertanya-tanya lagi,
Apa yang menjadikannya sedemikian kusut?
Bukankah ia yg menghunuskan pedang padaku?
Bukankah luka itu ada didadaku?

Tiba2, tangannya meraih jemariku,
Ksatria itu memandangku dengan senyum palsu,

Ditariknya aku ke bahu yang dulu selalu menjadi tempat pelarianku,

Dan aku makin tak mengerti dengan kelakuan ksatria itu..

Tapi aku mengerti, ada kemelut dalam jiwa dan pikirannya...

Aku menyadari sesuatu disana,
Bukan hanya aku yg terluka,

Ia juga.

Dan kebencian itu memudar,

Aku beranjak darinya,
Tak ada yang berubah,

Ksatria itu memandangku lama,
Dan aku menunggu sebuah harapan muncul darinya,

Tapi tidak ada yang terjadi,
Tidak ada apa-apa,
Hening.

Dan benciku mulai berganti menjadi takut,
Kemarahanku berubah pasrah.

Sudah cukup jelas,
Ksatria ini tak mau berperang lagi,
Meskipun untuk dirinya sendiri...

*jakarta, 25 Sep'13, 03:57 wib*

















-ayudevi_wiharjo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar