Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 September 2013

Mungkin ibu muda ini kesurupan..

Aku mendengar suara anak kecil menangis dibelakangku,
Anak perempuan,

Entah apa yang membuatnya menangis,

Tapi tangisannya makin keras,
Aku berpaling,

Aku paling tidak tega mendengar jeritan anak kecil,
Itu membuatku tidak nyaman,

Tapi aku selalu penasaran,
Penasaran bagaimana para ibu menghadapi anak mereka yg menangis ditempat umum.

Aku terkejut ketika tangisan anak kecil itu semakin menjadi,
Ternyata bukan peluk dari sang ibu yang menenangkan hati sang anak, justru cubitan dan tamparan yang didapat si kecil,

Semakin sang ibu mendiamkan dengan ketegasan fisik,
Semakin menjadilah tangisan sang anak,
Dan semakin melengking tangisan si kecil,
semakin agresiflah tangan sang ibu menghujamkan cubitan.

Masih terekam betapa kagetnya ekspresi balita itu ketika pipi dan pahanya dicubiti oleh sang ibu.

Tapi beberapa orang masih maklum, aku juga mengerti, kadang seorang ibu terpaksa melakukan itu untuk menjaga kelakuan seorang anak. Asalkan tidak berbekas.

Aku masih mengira, ibu ini hanya pura2 mencubit untuk menakut-nakuti anaknya.

Ketika tiba2,
Sang ibu mendorong anaknya dari pangkuan, membiarkan anak usia dua tahun itu jatuh terduduk dilantai kereta,
Lalu menariknya lagi dengan satu tangan,

Berpikir aku, tangan balita seperti itu dipegang dengan cara seperti itu,
Apa tidak patah?

Orang-orang mulai memberikan cemilan agar balita itu teralihkan perhatiannya,
Memberikan minuman, tissue, juga agar si ibu lebih tenang,
Dan balita itu selamat dari cubitan, tamparan sang ibu. Atau yg lebih parah lagi, ditarik dengan satu tangan yg mungkin akan meretakkan tangan kecilnya.

Tapi balita itu sudah terlanjur ketakutan sekaligus kesal karena ibunya tak mengerti apa yang dia mau,

Aku tidak menyalahkan balita itu jika ia besar nanti punya kenangan-kenangan buruk tentang ibunya,

Bagiku, balita itu seperti kertas putih, polos.
orangtualah yg membentuk sifat dan karakternya.
Mungkin juga selama ini dirumah balita itu mendapat perlakuan yg lebih buruk, sehingga tak mempan lagi lah cubitan, tamparan bahkan tarikan dari si ibu untuk mendiamkannya.

Sepanjang tebet sampai kota, tak henti-hentinya anak itu menangis, dan berteriak,,"mammma....mammma...."
Lucu kan? Sebagai orang yg dewasa kita tentu mengerti,
Kita tak akan memanggil-manggil orang yg menyakiti kita,
Tapi balita tak mengerti,
Atau karena bagaimanapun juga bawah sadar balita itu sadar, tak ada lagi yang bisa ia panggil selain ibundanya,
Kitalah, orang dewasa seharusnya yang mengerti,
Apa yang tidak bisa mereka sampaikan..

Lalu keadaan sudah mulai membaik, tak apalah balita itu menangis, asal ibunya tak mencubit atau melakukan hal lain yg menambah buruk keadaan.

Hingga tak lama kemudian,

Ibunya menyiramkan air minuman ke wajah sikecil yang masih menangis di pangkuannya.

Speechless,
Apa yang merasuki ibu muda ini?
Bukankah sudah biasa anak menangis?
Tiap kali aku berangkat kekantor,
Aku selalu menemukan banyak anak kecil yg menangis, tapi baru kali ini aku melihat ada ibu yang sebegitu kasarnya memperlakukan anak balita yang menangis.

Maksudku,
Astaga, apa sih yang merasuki ibu muda ini?
Seperti inikah biasanya dia memperlakukan balitanya dirumah?
Jika dihadapan orang banyak ia bisa sebegitu kasar,
Lalu bagaimana ketika dia tidak dipandang orang?

Untunglah ibu yg lain segera menasehatinya, wanita yg pergi bersamanya memisahkan ia dari anaknya..

Haufth...

Tuhan..
Hambamu ini tak mengerti tentang hidup,

Tapi bantulah hamba menjadi calon istri Dan Ibu yang baik Dan sabar menghadapi hidup,
Dan jadikanlah siapapun yang menjadi suami hamba kelak seorang pria yang sabar, bertanggung jawab, Dan Ayah yg baik bagi anak-anak...

Aamiin..

-ayudevi_wiharjo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar